Sabtu, 07 Juli 2012

Bab 9 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DAN PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA y Pada hakekatnya sistem tersebut adalah suatu cara pengumpulan informasi mengenai perhitungan: 1. Nilai barang-barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara. 2. Nilai berbagai jenis pengeluaran ke atas produk nasional yang diciptakan. 3. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan produksi nasional tersebut. Untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh suatu perekonomian tiga cara perhitungan dapat digunakan, yaitu: 1. Cara pengeluaran Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan jumlah pengeluaran ke atas barang dan jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut. 2. Cara produksi atau cara produk neto Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian. 3. Cara pendapatan Dalam perhitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. Pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional (Y) Ada 3 pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional, yaitu: 1) Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah atau value added approach. 2) Pendekatan pendapatan atau income approach atau earning approach. 3) Pendekatan pengeluaran atau expenditure approach. GNP (Gross National Product) atau PNB (Produk Nasional Bruto) didefinisikan sebagai nilai pasar untuk semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama satu tahun. A. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y) 1. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I). Y = C + I  (C = a + by) Y = (a + by) + I Y = a + by + I Y – by = a + I (1 – b)Y = a + I Y = a + I 1 – b Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y = a + I 1 – b = 20 + 10 1– 0,75 = 30 0,25 = 120 milyar rupiah 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr). Y = C + I + G  (C = a + byd) Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G Y = a + by – bTx + bTr + I + G Y – by = a – bTx + bTr + I + G (1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G Y = a – bTx + bTr + I + G 1 – b Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G 1 – b = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 1 – 0,75 = 149 milyar rupiah 3. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M). Y = C + I + G (X – M)  (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr) Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M) Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M) Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M) (1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M) 1 – b Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M) 1 – b = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3) 1 – 0,75 = 153 milyar rupiah B. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K) Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar. Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut ini. Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini: 1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd. 2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY. 3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G. Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) ∆Y = K . ∆I Dimana K adalah angka pengganda. 1. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut: Jawab: ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah 2. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5. Ditanya: a. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2. b. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2. c. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2. d. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2. Jawab: a. Apabila terdapat tambahan pajak ∆Y = K . ∆I ∆Y = (-3) . 2 = -6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah b. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer ∆Y = K . ∆I ∆Y = 3 . 2 = 6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah c. Apabila terdapat tambahan investasi ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah d. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah 3. PERHITUNGAN DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3. Ditanya: a. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2. b. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2. c. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2. d. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2. e. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2. f. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2. Jawab: a. Apabila terdapat tambahan pajak ∆Y = K . ∆I ∆Y = (-3) . 2 = -6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah b. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer ∆Y = K . ∆I ∆Y = 3 . 2 = 6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah c. Apabila terdapat tambahan investasi ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah d. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah e. Apabila terdapat tambahan ekspor ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah f. Apabila terdapat tambahan impor ∆Y = K . ∆I ∆Y = (-4) . 2 = -8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar